Minggu, 04 Maret 2012

PUISIYANG BERJUDUL TAK PERNAH

TAK PERNAH
engkau yang laksana embun
wajah indah selembut kabut
selalu bersinar laksana bintang
yang selalu berpijar dihatiku
kau pernah buatku berarti
isi lembaran hati dengan bahagia
taburkan semerbak harap
namun kini harus kutepikan bayangmu
meski berontak hasrat di jiwa
jiwaku menangis
meski lirih meski terisak
suarakan bagian jiwa
yang mencari diantara debu dan kenangan
meski tertatih
meski merintih
kulanjutkan langkah ini
Ijinkan aku rindukan kamu.
Seperti yang selalu dilakukan malam kepada pagi.
Ingin ini datang tanpa bisa dicegah.
Terbawa angin tanpa bentuk.
Menggumpal di tepian hati.
Memaksa nadi berdetak lebih cepat.
Selamat malam rindu
Lelah aku dengan detakmu yang tak tentu
Datang dan pergi sesukamu
Tak cukupkah waktu mengejarmu
Maka hentikan larimu
Lalu… biarkan aku merengkuhmu…
Bulan pucat tersisa di langit
Merajut tirai temaram jendela kamar
Meniti waktu dalam sunyi
Gapai mimpi yang tertinggal
Tidurlah… sampai asa baru membangunkanmu…
Kabut bergelayut manja di langit yang hitam
Menyelimuti lelah menyenandungkan buaian
Merayu bumi yang merajuk seharian
Seribu peri menarikan ucapan selamat tidur…
Kamar yang sunyi
Lampu yang redup
Malam bersandar pada pintu yang terbuka
Angin berhembus bebas
Dan hatiku berdetak dalam tanya
Bilakah rindu bersua…
Satu waktu dibawah bulan biru…
Harumnya tanah berembun
Menggeliat di hangatnya matahari
Disela aroma malam yang enggan pergi
Sayap-sayap kecil mulai dikepakkan
Seisi alam ucapkan salam…
Pagi yang indah … !
Ketika nafas tak lagi ciptakan kata…
Kemana sajak mesti dicari …?
Bibirku hanya mampu teriak bisu !!!,
Ditepian hasrat dilalunya waktu….
Kembalikan padaku…..
Yang ada diujung rindu…
Selamat malam untukmu ..
Dari pelangi berembun yang mengatup ke bisikan lelah
Dari kesadaran yang menguap dalam tarikan nafas sang kantuk
Semoga asa baru sapa mimpimu….
Selamat tidur……
Aku rindu pada hujan…
Pada denting air yang turun,
Pada aroma tanah yang becek karena air,
Kabut yang tipis berbalut dingin….
Lalu khayalku kan berlari…
Bersama rinduku untukmu…
Bulan, coklat dan keju…..
Adalah sepotong mimpi yang berenang diatas laut malam
Laut malam yang hitam tapi manis
Bahkan lebih manis dari segelas air gula
Selaksa aroma hutan datang dari seberang langit
Segar….
sesegar mint… Harum… seperti harumnya coklat….
Kenapa kamu membisu…
Seperti malam kelam yang menelan cahaya….
Gelap tanpa satupun bintang…
Sunyi seperti bisikan hening…
Tak inginkah mengucapkan asa..
Demi sepotong rindu yang tertinggal ditepian hati..
Setitik embun yang tertinggal,
Adalah rindu yang menggumpal di tepian asa.
Mengendap dari kabut yang berpacu dengan waktu
Sedikit tersamar… tapi tak cukup pudar… untuk bisa dilupakan…
Karena suka akan panggilkan….
Sebait bayu tuk temukan kamu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar